Tag
berlian, carat, carbon, culinan, hexagonal, intan, keras, lonsdaleite, tetrahedral, w-BN
SEJARAH BERLIAN DAN PENEMUAN BERLIAN
Sejak berabad-abad yang lalu keindahan berlian telah mempesona setiap mata yang memandangnya. Karena keistimewaan itu menjadikan berlian sebagai batu yang banyak dikagumi. Sejarah berlian dalam peradabadan manusia terhitung panjang. Misalnya berlian Regent dengan berat 410 carat yang ditemukan di India pada tahun 1701 sudah berpindah tangan dari orang-orang penting di dunia diantaranya:
-
pernah dipasang pada mahkota Louis XV pada tahun 1772,
-
dipasang pada tangkai pedang Napoleon kaisar Perancis, kemudian dibawa oleh istri Napoleon Maria Louis,
-
dipasang pada mahkota kerajaan perancis.
Selain itu, ada juga berlian Koh-i-nur seberat 186 carat yang sudah berpindah tangan
-
dimiliki oleh Raja Malwa dari India pada tahun 1304,
-
berpindah ke Raja Mogul, Nardirsyah dari Persia, dan
-
terakhir dipegang oleh kerajaan Inggris sampai sekarang.
Berat berlian diukur dalam satuan carat dan setara dengan 200 miligram. Tambang-tambang intan terkenal di dunia berada di Kimberley Afrika Selatan kemudian menyusul Rusia dan Amerika Selatan. Intan seberat 3.106 carat pernah ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1905 dan dinamai dengan Culinan. Setelah digosok kemudian menjadi Culinan I (The Great Star of Africa) seberat 530,2 carat dan Culinan II ( The Lesser Star of Africa) seberat 317,4 carat. Culinan I yang merupakan bagian dari Mahkota Kerajaan Inggris beserta Culinan II konon pernah menjadi berlian terbesar di dunia sebelum ditemukannya Golden Jubilee Diamond seberat 545.67 carat pada tahun 1985.
Beberapa intan besar yang pernah ditemukan di Indonesia adalah :
- Tri Sakti, ditemukan di Cempaka Martapura pada tahun 1965. besarnya 166,72 carat setelah digosok. penggosokan dilakukan di Amsterdam.
- Galuh Badu, Ditemukan di bati-bati Tanah laut ( Kalsel) pada tahun 1967, besarnya 26,5 carat.
- Galuh Cempaka, ditemukan di Cempaka tahun 1969. Besarnya 29.75 carat.
-
Galuh Bulan, ditemukan di Cempaka tahun 1969, besarnya 27,50 carat.
INTAN BERLIAN DAN PACET
Selama ini kita mengenal kata berlian, intan dan pacet. Beberapa orang mungkin menyamakan ketiga kata tersebut untuk menyebut nama batu mulia ini. Namun bagi ahli berlian, antara berlian, intan dan pacet tidaklah sama. Intan pada dasarnya adalah bahan dasar dari berlian, maksudnya sebelum digosok dan menjadi berbentuk sedangkan berlian adalah intan yang sudah digosok. Berlian berasal dari kata brilliant yang artinya cemerlang.
Pacet adalah Intan yang digosok namun hanya berbentuk trapesium saja pada bagian atas dari model berlian sehingga kurang berkilau. Di Pasaran Pacet dikenal sebagai intan (inten) dan umumnya berwarna coklat, gosokannya kasar dan tipis, biasanya untuk mata pada giwang atau liontin. Jadi Berlian dan Pacet adalah bentuk-bentuk gosokan dari intan.
KARAKTERISTIK INTAN
Selain keindahan dan kelangkaanya, berlian juga dikenal dengan sifat kerasnya sehingga dijuluki sebagai materi terkeras saat ini. Untuk memotong sebuah intan/berlian diperlukan intan/berlian yang lain. Sungguh suatu kepadatan yang luar biasa. Karena sifat kerasnya tersebut intan lebih banyak digunakan dalam bidang industri dan teknologi daripada perhiasan. Intan sangat baik digunakan untuk memotong sehingga sering dipakai pada industri semikonduktor. Misalnya untuk memotong selembar wafer silikon menjadi ribuan chip. Mata bor yang digunakan pada pertambangan minyak bumi dan batubara juga menggunakan intan. Sifatnya yang keras dan titik lelehnya yang tinggi dapat digunakan untuk membuat tekanan setara tekanan inti bumi. Kemungkinan tersebut dapat digunakan untuk meneliti reaksi zat terhadap tekanan yang tinggi. Misalnya, untuk membuktikan teori bahwa hidrogen akan berubah menjadi logam jika diberi tekanan yang sangat tinggi.
Intan berbentuk kristal dan merupakan allotrop dari karbon. Allotrop merupakan modifikasi struktural yang berbeda-beda dari sebuah unsur. Jadi suatu unsur yang sama dapat berbentuk dan berbeda karakteristinya. Dalam hal ini karbon mempunyai allotrop arang, grafit dan intan, walaupun ketiganya berasal dari karbon namun mempunyai karakteristik yang jauh berbeda. Yang membedakan diantara ketiganya adalah susunan atom di dalamnya. Intan mempunyai sifat yang sangat keras karena terdiri dari susunan atom yang kokoh berbentuk tetrahedral, sedangkan susunan atom pada grafit berbentuk hexagonal (segi enam).
PENEMUAN BARU
Baru-baru ini beberapa ilmuan mengklaim bahwa mereka telah menemukan materi yang lebih keras daripada intan/berlian. Hasil uji coba di laboratorium membuktikan bahwa materi seperti wurtzite boron nutride (w-BN) dan lonsdaleite (disebut juga hexagonal diamond yang terbauat dari karbon dan mirip berlian) apabila diberi tekanan yang tinggi dapat berubah menjadi suatu materi yang super keras dan bahkan lebih keras daripada intan.
Dalam tekanan yang tinggi w-BN dapat berubah menjadi 78 % lebih keras. Ilmuan telah mengukur bahwa w-BN mampu menahan tekanan sampai dengan 114 GPa (juta Pascal) dibandingkan berlian hanya 97 GPa pada kondisi yang sama. Sedangkan untuk lonsdaleite mekanisme pemberian tekanan yang sama dapat menahan sampai dengan 152 GPa atau 58 % lebih besar daripada intan.
Mengapa Lonsdaleite lebih kuat daripada w-BN ?. Hal ini dikarenakan lonsdaleite terdiri dari atom karbon sedangkan w-BN terdiri dari atom boron dan nitrogen. Ikatan atom-atom karbon pada lonsdaleite lebih kuat daripada ikatan atom boron dan nitrogen pada w-Bn. Hal ini juga menjelaskan mengapa intan (dengan struktur kubus) lebih kuat daripada boron nutride kubik (c-BN)
Percobaan dengan menggunakan w-BN dan lonsdaleite akan sangat menantang mengingat kedua materi tersebut sulit disintesis dalam jumlah banyak. Meskipun demikian percobaan yang lain memberi harapan untuk bisa membuat materi hasil perpaduan w-BN dan c-BN yang mungkin bisa memberi jalan pembuatan materi perpaduan lonsdaleite dan berlian.
Selain sifat keras, daya tahan terhadap suhu juga merupakan faktor yang penting. Semua materi yang berasal dari karbon akan berekasi dengan oksigen pada suhu 600°C dan menjadi tidak stabil termasuk berlian. Oleh karena itu, perancangan suatu materi baru, materi super keras yang tahan terhadap suhu tinggi adalah hal yang mendasar. Lebih jauh lagi karena berlian dan c-BN adalah semikonduktor, adalah sangat mungkin untuk merancang suatu materi yang super keras yang mempunyai sifat semikonduktor dan superkonduktor yang tentunya akan sangat berguna sekali bagi dunia industri elektronik.
More information: Pan, Zicheng; Sun, Hong; Zhang, Yi; and Chen, Changfeng. “Harder than Diamond: Superior Indentation Strength of Wurtzite BN and Lonsdaleite.” Physical Review Letters 102, 055503 (2009).
Sumber :
http://www.physorg.com/news153658987.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Intan
http://www.intanberlian.com/Pacet%20dan%20Intan.html